Peranperawat dan tenaga kesehatan lain harus menerapkan kaidah dasar bioetika beneficence, non-maleficence, autonomy, dan justice. Prinsipnya ini mengutamakan altuisme, tanggung jawab dan memberikan kasih sayang, maupun siap melayani pasien siang hingga malam. H., Roymond. (2009). Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta.
FaktorKeamanan pada awalnya didefinisikan sebagai suatu bilangan pembagi kekuatan ultimate material untuk menentukan tegangan kerja atau tegangan design.Perhitungan tegangan design ini pada jaman dulu belum mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti impak, fatigue, stress konsentrasi, dan lain-lain, sehingga faktor keamanan nilainya cukup besar yaitu sampai 20 ā 30 .
Halini di sebabkan karena kurangnya pemahaman dari penulis. Hendaknya dimasa yang akan datang diharapkan para penulis dan penerus selanjutnya lebih memahami lagi terhadap materi yang akan dibuatnya. DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Aziz alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Sayahanya sekedar berbagi bercerita. Semoga dari cerita saya ini ada hikmah dan kebaikan yang bisa diambil. Dan inilah kisah hidupku: Bagian 1 Teman Khayalan. Bagian 2 Bertemu Jin Qarin. Bagian 3 Pengalaman Horor Semasa Di Kampung. Bagian 4 Hijrah Ke Pulau Seberang. Bagian 5 Menutup Penglihatanku.
TrenPekerjaan Yang Akan Populer Dimasa Mendatang February 10, 2021. Simak 7 Cara Terbaik Dalam Wawancara Kerja Maupun Pendidikan February 10, 2021. Berikanlah jawaban dengan cukup mantap bahwasanya pengalaman Anda pada posisi tersebut bisa menumbuhkan rencana di masa yang akan datang, sesuai dengan impian pihak perusahaan
Vay Tiį»n Trįŗ£ Góp Theo ThĆ”ng Chį» Cįŗ§n Cmnd Hį» Trợ Nợ Xįŗ„u.
Trend keperawatan di masa yang akan datang dipengaruhi oleh tuntutan masyarakat terkait pelayanan keperawatan yang mana dapat memicu keperawatan dalam mengembangkan dirinya dalam bidang kesehatan. Saat ini banyak sekali perubahan yang terjadi dan terjadi begitu cepat serta penuh ketidakpastian, salah satunya ialah kondisi kesehatan global yang sangat Indonesia pada saat ini berada dalam proses mewujudkan keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses jangka panjang yang ditujukan guna memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia dengan cara bertahap dan terus tetapi, jika dilihat dari prospek perawat kesehatan masyarakat di masa depan terlihat semakin berkembang serta dibutuhkan dalam sistem pelayanan kesehatan pemerintah. Maka sebab itu, perawatan kesehatan masyarakat merupakan sub sistem dari keperawatan khsususnya dan sistem kesehatan pada itu, peran perawatan kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan keikut sertaannya dalam mengatasi dan juga mencegah berbagai masalah kesehatan yang terjadi di masa kini maupun di masa yang akan datang, karena selalu mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakat secara juga SMK Kesehatan di 6 Provinsi Ini Siap-Siap Jadi Caregiver di JepangTrend Keperawatan di Masa MendatangSaat ini Indonesia telah memasuki era baru, yakni era reformasi yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang cepat di segala bidang dengan tujuan dapat menjadi yang lebih adanya perubahan-perubahan tersebut menjadi salah satu faktor yang baik dalam memajukan teknologi dan ilmu pengetahuan di segala bidang, seperti bidang kesehatan, peningkatan dalam status ekonomis masyarakat, kesadaran masyarakat akan kebutuhan kesehatan yang menjadikan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan memberikan tuntunan pelayanan kesehatan yang tersebut menuntut upaya konkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi PPNI. Sebagai berikut ini Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatandengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang professional, dapat memicu perawat agar selalu mengembangkan dirinya dalam segala bidang, terutama pada penataan sistem pendidikan dari itu, profesi keperawatan dengan landasan yang kokoh sangat penting untuk memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep saat ini perkembangan keperawatan diarahkan pada profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan. Pendidikan keperawatan bagaimana juga akan tetap berorientasi pada pengembangan pengetahuan dan pengalaman belajar dalam kelas, ataupun labolatorium serta lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi serta memanfaatkan segara sumber yang memungkinkan penguasaan iptek. Sehingga dapat diharapkan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan dan persaingan Pada Pelayanan Keperawatanperubahan sifat yang terjadi menjadi professional dengan fokus asuhan keperawatan dengan memiliki peran preventif dan promotive tanpa melupakan peran kuratif dan rehabilitatif yang ahrus didukung dengan peningkatan SDM di bidang begitu pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadi dengan pelayanan yang efisien, efektif dan juga itu, pada saat ini berbagai model praktik keperawatan professional juga telah berkembang. Sebagai berikut ini Praktik keperawatan di rumah sakitPraktik keperawatan home care atau dirumahPraktik keperawatan nursing home atau klikik bersamaPraktik keperawatan individu, namun harus memenuhi keputusna KepmenkesItulah beberapa informasi terkait tren keperawatan di masa depan. Jadi, perkembangan atau tren di masa depan dipengaruhi oleh tingkat tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang lowongan pekerjaan perawat home care terbaru untuk posisi Perawat S1 Keperawatan, Perawat Bayi Minimal D3 Kebidanan, dan Caregiver atau Perawat Lansia Minimal SMK Kesehatan. Info lebih lanjut dan konsultasi via Chat jugaIni Dia 6 Peluang Pekerjaan untuk Lulusan SMK KesehatanProspek Kerja untuk Lulusan D3 Kebidanan di Indonesia8 Daftar Pekerjaan untuk Lulusan S1 Keperawatan Beserta Gajinya Pesan Perawat Home Care Profesional Tersedia 24 Jam/7 HariPERAWAT MEDIS, PERAWAT LANSIA, dan BIDANDapatkan promo bebas biaya admin dan transportasi khusus pemesanan hari iniReferensi
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. BAGAIMANA KITA MENYIKAPI DAN BAGAIMANA PROSPEK PERAWAT DI MASA DEPAN. PERTAMA, PENINGKATAN JENJANG PENDIDIKAN PERAWAT Solusi untuk menjawab pertanyaan di atas adalah dengan berbenah diri. Memperbaiki kualitas lulusan perawat melalui jenjang pendidikan Perawat S1 Keperawatan, bukan hanya menambah jumlah Perawat tetapi memperbaiki kualitas Perawat melalui perbaikan insitusi pendidikan penyelenggara program Perawat. Institusi harus memperhatikan PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagai tindak lanjut berlakunya SISDIKNAS th. 2003. Dalam UU No 20/2003, pendidikan diploma masuk dalam jenis pendidikan vokasi sedangkan pendidikan perawat menempati jenis pendidikan profesional. Dengan memperhatikan 5M, M1 Man ā kualitas tenaga pengajar; M2 Material ā kecukupan sarana prasaran pembelajaran, M3 ā Method ā Kurikulum dan metode pmebelajaran yang sesuai dengan tekad KBK Kurikulum Berbasis Kompetensi; M4 ā Money ā Anggaran untuk proses belajar mengajar dan penyediaan resources; dan M5 ā Mutu /Marketing ā kualitas dan upaya institusi untuk menangkap peluang pasar. Tanggung jawab moral institusi untuk lebih mengedepankan profesionalisme, bukan untuk orientasi kapitalisme semata. Bukan hanya untuk menghantarkan lulusan Perawat sampai ke pintu gerbang, tetapi mengantarkan sampai ke gerbang memasuki dunia kerja. KEDUA, MENATA PENDIDIKAN PERAWAT SECARA PROFESIONAL Langkah awal yang perlu ditempuh oleh Perawat profesional adalah mengembangkan Pendidikan Tinggi Keperawatan dan memberikan kesempatan kepada para perawat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga diharapkan pada akhir tahun 2015, semua pendidikan perawat yang ada di rumah sakit sudah memenuhi kriteria minimal sebagai perawat profesional Perawat. Pada saat ini pelbagai upaya untuk lebih mengembangkan pendidikan keperawatan profesional memang sedang dilakukan dengan mengkonversi pendidikan SPK ke jenjang Akademi Keperawatan dan dari lulusan Akademi Keperawatan diharapkan dapat melanjutkan ke jenjang S1 Keperawatan Perawat. Namun prinsip asal konversi, asal cepat, asal dapat ijazah Perawat, dan asal-asalan menjadi kelabunya masa depan keperawatan. Hal ini menjadi kendala dalam upaya mempercepat profesionalisme keperawatan. Disana sini masih ditemukan berbagai penyimpangan dalam penerapan kurikulum, proses pembelajaran yang tidak sesuai dan tidak mendukung. Perlu juga diadakan penataan yang mendasar dari Program Pendidikan Perawat dengan lebih menekankan pada upaya meningkatkan kualitas lulusan dan disamping mengembangkan kuantitas pendidikan. Melihat fakta di atas maka dituntut peran dosen/ staf pengajar untuk lebih memahami relevansi ilmu-ilmu dasar dan ilmu keperawatan dalam mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan kepada klien. Sejak mahasiswa mendapatkan ilmu Dasar isi kurikulum sudah diorientasikan dan dikaitkan dengan peran perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan, yaitu dalam membantu, mencegah, meningkatkan, dan mengembalikan fungsi yang terganggu akibat sakit yang dialami klien sehingga klien dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Penekanan dan pembekalan kompetensi perawat dengan AKSI Attitude, Knowledge, Skill dan Insight. KETIGA, KAJIAN BATANG TUBUH ILMU KEPERAWATAN DAN STANDAR KOMPETENSI PERAWAT Ketidakjelasan batang tubuh Ilmu Keperawatan menjadikan penilaian masyarakat tentang Keperawatan Asrul Azwar, 1999. Pertanyaan yagn sering timbul adalah apakah keperawatan sebagai ilmu? Meskipun pernyataan tersebut dibantah oleh Chitty 1997 bahwa ānursing is as ascience and art, separated from medicine scienceā¦..ā CHS 1999 juga memperkuat pernyataannya bahwa ilmu keperawatan adalah sebagai ilmu, mereka mengemukakan bahwa ilmu keperawatan sendiri dasar, anak, maternitas, medikal bedah, jiwa , dan komunitas. Aplikasinya menggunakan pendekatan dan metode penyelesaian masalah secara ilmiah ditujukan untuk mempertahankan, menopang, memelihara dan meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia.ā Tetapi menyimak fakta yang ada di lapangan di Indonesia, pernyataan tersebut menarik untuk disimak. Banyak perawat yang tidak tahu dan tidak jelas tentang ilmu keperawatan yang dimaksudkan. Dari pengertian tersebut membawa dampak terhadap isi kurikulum pada program pendidikan tinggi keperawatan. Institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan belum mampu mengenalkan kejelasan ilmu keperawatan kepada peserta didik. Sehingga peserta didik mendapatkan orientasi ilmu dasar hampir sama seperti yang diajarkan pada program pendidikan kesehatan lain kedokteran umum, dokter gigi, dan kesehatan masyarakat. Hal ini berakibat terhadap ketidakjelasan peran perawat dalam memberikan asuhan kesehatan kepada klien. Kondisi yang lebih parah adalah sampai dengan saat ini, manakala profesi lain sudah tinggal landas, perawat masih tertinggal di landasan. Perawat masih berkutat terhadap belum jelasnya lingkup atau batang tubuh ilmu keperawatan. Asrul Azwar 1999 mengatakan bahwa ābody of knowledgeā ilmu keperawatan belum diakui dan belum tersosialisasikan dengan baik. Perawat belum bisa menunjukkan jati dirinya sebagai suatu profesi yang mempunyai batang tubuh ilmu tersendiri. Sebagian perawat masih belum melaksanakan riset yang disebabkan; keterbatasan waktu, tidak adanya anggaran dan āpolicyā yang tidak menguntungkan profesi perawat. Hal tersebut menjadikan suatu kontribusi terhadap mendungnya pengembangan kajian ilmu keperawatan saat ini. Berlandaskan falsafah dan paradigma keperawatan maka nilai / makna yang dapat dikembangkan dari keperawatan dalam pengembangan keilmuan meyakini bahwa keperawatan mempunyai 3 nilai utama yang berhubungan satu dengan yang lainnya, meliputi 1 seni art, 2 Ilmu Science dan 3 profesi Profession. A. Keperawatan sebagai suatu seni art. Seni art merupakan refleksi dari perasaan dan persepsi, sebab inti dan esensi keperawatan adalah interaksi interpersonal. Seni sebagai bagian dari keperawatan yang dapat diekspresikan dengan berbagai cara antara lain; sensitivitas dan responsif/tanggap perasaan perawat kepada klien, kemampuan perawat art untuk memahami bahasa nonverbal perilaku klien dalam mengungkapkan rasa cemas atau nyeri. Walaupun sebenarnya perilaku ini dapat dipelajari secara ilmiah scientifically, perawat juga dapat belajar melalui penemuan dan praktik intuisi sebagai suatu seni. Sebagaimana yang ditulis oleh Donahue, 1985, ā Keperawatan bukan hanya suatu tehnik tetapi proses yang berhubungan dengan berbagai elemen antara lain ; jiwa, fikiran dan imajinasi. Keseluruhan elemen tersebut merupakan bagian yang sangat penting dalam meningkatkan kreatifitas imajinasi, sensitivitas jiwa, dan pemahaman / kemampuan berfikir yang merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan care yang efektifā. Gold 1978 menyatakan ākemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan caring dipengaruhi oleh kemampuan dalam mengekspresikan diri, ekspresi merupakan bagian / elemen dari pada seni artā. Seni atau kemampuan ekspresi diri merupakan hal yang penting untuk mengembangkan kemampuan seseorang sebagai sesuatu yang unik. Intuisi keperawatan harus diidentifikasi dan didukung sebagai seni dalam keperawatan. Dimasa yang akan datang keperawatan adalah seni art menggabungkan antara perkembangan ilmu keperawatan dan tehnologi keperawatan IPTEK Keperawatan dengan kreativitas seni keperawatan. B. Keperawatan sebagai suatu ilmu Science. Body of Knowledgeadalah unsur utama dalam mengembangkan pendidikan keperawatan. Diawali pernyataan oleh F. Nightingale 1859 sebagai orang pertama yang mengidentifikasi bahwa keperawatan sebagai suatu disiplin ilmu yang terpisah dengan ilmu medis kedokteran. Untuk membuktikan pernyataan tersebut, maka beberapa pakar teori keperawatan berupaya untuk mendifinisikan keperawatan kedalam suatu konsep. Dari konsep-konsep keperawatan tersebut akan diketahui dan ditentukan bidang ilmu dan rumpun ilmu keperawatan. Konsep keperawatan dikembangkan berdasar pada filosofi dan paradigma keperawatan. Pada filosofi keperawatan ada 3 tiga unsur utama yang menjadi keyakinan dan proses perfikir kritis dalam mengembangkan ilmu keperawatan yaitu ; humanism, holism and care. Dari ketiga unsur utama diyakini bahwa manusia āpersonā merupakan pusat / sentral asuhan keperawatan dan ācareā sebagai dasar / landasan dalam praktik / asuhan keperawatan. Berdasarkan filosofi keperawatan, maka dikembangkan empat konsep utama paradigma keperawatan yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Manusia dipandang sebagai individu yang bersifat holistic dan humanistic yang dalam kehidupannya selalu berinteraksi dengan lingkungan baik internal maupun eksternal yang akan berpengaruh terhadap status kesehatannya, asuhan / pelayanan keperawatan merupakan praktik / tindakan keperawatan mandiri yang diberikan karena adanya ketidak mampuan manusia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat adalah ilmu kesehatan tentang asuhan / pelayanan keperawatan The health science of caring Lindberg, 1990, hal 40. Caring adalah memberikan perhatian atau penghargaan kepada seorang manusia. Caring juga dapat diartikan memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokat pada individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Keperawatan sebagai ilmu kesehatan tentang asuhan / pelayanan keperawatan adalah āasuhan / pelayanan keperawatan sebagai pendukung / bagian dalam ilmu kesehatanā, sama halnya dengan seni sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu keperawatan Lindberg, 1990, hal 40 . C. Keperawatan sebagai suatu profesi profession. Keperawatan sebagai suatu profesi harus mengacu pada kriteria profesi antara lain tubuh pengetahuan Body of Knowledge yang berbatas jelas, pendidikan khusus berbasis ā keahlianā pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan pelayanan pada masyarakat dan praktik sesuai bidang profesi, memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian, memberlakukan kode etik keprofesian dan motivasi bersifat āaltruistikā. Sampai saat ini profesi keperawatan dalam program penataan dan pemantapan keseluruhan dari kriteria profesi sehingga akuntabilitas dan otonomi sebagai suatu profesi dapat dilaknakan secara optimal. Salah satunya dengan memantapkan tubuh pengetahuan ilmu keperawatan sesuai dengan filosofi dan paradigma keperawatan, disamping itu juga menata jenjang studi / pendidikan keperawatan di pendidikan tinggi. KEEMPAT, PENATAAN PRAKTIK KEPERAWATAN Sejalan dengan akan diundangkannya praktik keperawatan, maka diperlukan standar kompetensi profesi, salah satunya standar kompetensi perawat SKP yang memiliki pengakuan secara nasional. SKP Nasional Indonesia mengacu pada kerangka kerja Konsil Keperawatan Internasional ICN, 2003 yang menekankan pada perawat generalis yang bekerja dengan klien individu, keluarga dan komunitas dalam tatanan asuhan kesehatan di rumah sakit dan komunitas serta bekerja sama dengan pemberi asuhan kesehatan dan sosial lainnya. Dalam kerangka kerja ICN, kompetensi perawat generalis dikelompokkan menjadi 3 judul komptensi utama, yaitu 1 praktik keperawatan profesional, etik, legal dan bertanggung jawab; 2 Pemberian asuhan dan manajemen keperawatan; dan 3 Pengembangan profesional. Peran profesional perawat tidak akan bisa dicapai, kalau model praktik keperawatan di pelayanan belum ditata secara profesional, minimal pada penerapan model Tim atau primer. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia model pelayanan keperawatan yang diterapkan adalah āfungsionalā dimana perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara terfragmentasi misalnya perawat pada hari tugasnya hanya melaksanakan peran merawat luka kepada semua pasien tanpa mengindahkan kebutuhan klien yang lainnya. Model seperti ini bertentangan dengan filosofi keperawatan, sebagaimana disampaikan Chity 1997 yaitu āhumanism, holism, and care.ā Model praktik keperawatan profesional yang dilaksanakan perawat di tatanan pelayanan keperawatan, masih menjadi suatu abstraksi. Pemerintah selalu menekankan bahwa model praktik keperawatan harus ditata dengan baik, tetapi kenyataan yang ada dilapangan masih merupakan suatu angan-angan. Dari pandangan saya, keadaan tersebut tidak terlepas dari sistem yang diterapkan, budaya kerja yang sudah mendarah daging enggan untuk menerapkan suatu perubahan. Dimana perawat dituntut untuk menata model praktik yang baik, di satu sisi terjadi beberapa Resistensi?Anggaran untuk pos keperawatan dikurangi, hal ini juga ditunjang oleh kurangnya keterlibatan perawat dalam membuat keputusan strategis. Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Saat ini adanya suatu keinginan untuk merubah sistem pemberian pelayanan kesehatan ke sistem desentralisasi. Dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat, diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan pada issue di masyarakat. Sejak diakuinya keperawatan sebagai profesi dan ditumbuhkannya Pendidikan Tinggi Keperawatan DIII Keperawatan, PSIK dan berlakunya Undang-undang No. 36 tahun 2009, dan PERMENKES No. 148/2010; proses registrasi dan legislasi keperawatan, sebagai bentuk pengakuan adanya kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan profesional. Ada 4 model praktik yang diharapkan ada, yaitu model praktik di rumah sakit, di rumah, berkelompok, dan individual. Akan tetapi pelaksanaan PERMENKES tersebut masih perlu mendapatkan persiapan yang optimal oleh profesi keperawatan. Kita juga harus berhati-hati dengan berlakunya UU Praktik Kedokteran, mau tidak mau, suka tidak suka undang-undang tersebut membawa konsekuensi terhadap praktik keperawatan. PENATAAN JENJANG KARIER SESUAI KOMPETENSI YG DIPERSYARATKAN Jenjang karir profesional berbasis kompetensi dicapai melalui pendidikan formal dan pendidikan berkelanjutan. Prinsip pengembangan karir meliputi kualifikasi, penjenjangan, fungsi utama, kesempatan, standar profesi dan komitmen pimpinan. Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang akuntabel dan etis sesuai batas kewenangan. Penjenjangan karir profesional perawat secara umum meliputi Klinik PK Manager PM Pendidik PP Peneliti/ Riset PR Sistem promosi karir berdasarkan kualifikasi credentialing harus memenuhi persyaratan sebagai berikut dasar keperawatan minimal DIII diploma III kerja di area klinik PBP/ Sertifikasi Kompetensi Nasional ājob value/ reward systemā BAGAIMANA PROSPEK BEKERJA DI PASAR GLOBAL Awalnya sebagian besar alumni pendidikan ini, lebih banyak bekerja di bidang pendidikan menjadi dosen, atau memilih bekerja menjadi perawat di RS . Namun saat ini semakin banyak pilihan untuk bekerja selain di pelayanan. Tempat lahan kerja Perawat yang ada saat ini adalah Menjadi Perawat di RS Negeri/Swasta Cepat mencapai jabatan struktural; Kepala Ruangan, Bidang Keperawatan, Diklat dsb Menjadi Dosen AKPER/AKPER/FIK di Negeri PNS atau di Swasta Bekerja di Asuransi Kesehatan, bagian klaim Medical Representative Detailer di Farmasi Bekerja di Penerbit Buku Kesehatan Menjadi Perawat di luar negeri Peneliti Pekerjaan lain Prospek Kerja Perawat Di Luar Negeri Inggris butuh Jepang butuh negara-negara Timur Tengah juga butuh ribuan, bahkan Amerika bisa mencapai angka ratusan ribu. Total dunia membutuhkan 2 juta per tahun untuk kebutuhan yang satu ini. Wah, butuh apa nih? Ternyata, butuh tenaga perawat! Pikiran Rakyat, 2006. Beberapa tahun terakhir ini, pengiriman yang cukup hangat di berbagai kalangan. Di tengah semakin meningkatnya jumlah pengangguran terdidik dari tahun ke tahun, tentu merupakan hal yang melegakan bahwa perawat dari Indonesia dilaporkan berpeluang bekerja di Amerika Serikat AS dan negara-negara di Benua Eropa Inggris, Belanda, Norwegia, Timur Tengah Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Kuwait dan kawasan Asia Tenggara Singapura, Malaysia. Jumlah permintaan berkisar antara 30 orang sampai dengan tidak terbatas. Kekurangan perawat di dalam negeri merupakan alasan utama negara-negara tersebut untuk menerima tenaga dari luar negeri. Di AS, misalnya, pada 2005 mengalami kekurangan perawat, pada 2010 jumlah tersebut menjadi pada 2015 sejumlah dan pada 2020 menjadi perawat. Namun demikian, kekurangan tersebut tersebut menyebabkan mereka lebih berfokus pada bagaimana menghasilkan perawat yang lebih banyak, bukan untuk mencetak perawat yang berpendidikan lebih baik Bartels JE, 2005. Di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan PPSDM Kesehatan melaporkan bahwa jumlah terbesar Tenaga Kesehatan Profesional Indonesia TKPI yang telah bekerja di luar negeri mulai 1989 sampai dengan 2003 adalah perawat dari total sebanyak 2494 orang. Meskipun jumlah perawat yang bekerja di luar negeri menempati prosentase terbesar dibandingkan tenaga kesehatan yang lain, masih terdapat beberapa poin penting yang perlu menjadi perhatian dan ditanggulangi mulai dari saat ini. Dari beberapa laporan diketahui bahwa kendala utama yang dihadapi oleh para perawat Indonesia adalah kemampuan berbahasa Inggris dan keterampilan yang masih kurang. Berkenaan dengan ketrampilan perawat Indonesia yang masih kurang, terlihat dari segi skoring NLEX National License Examination yang masih rendah. Ujian NLEX sendiri merupakan prasyarat perawat Indonesia untuk dapat bekerja di luar negeri. Sebagai gambaran, skor yang diperoleh perawat Indonesia adalah angka 40. Padahal skoring yang dibutuhkan untuk bekerja di Eropa antara 50 sampai 70 dan di AS antara 70 sampai 80 Pusdiknakes, 2007. Dua hal tersebut tampaknya perlu untuk segera ditanggulangi selain faktor-faktor lain yang belum teridentifikasi dalam tulisan ini. Beranjak dari hal inilah sebenarnya lembaga pendidikan keperawatan di Indonesia dapat mulai ikut berperan aktif dalam merumuskan strategi yang tepat dalam mendidik calon perawat. Laporan tentang pengalaman perawat yang berkerja di luar negeri perlu disampaikan dalam tulisan ini agar kita dapat memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh. Sampai saat ini penulis belum menemukan laporan penelitian yang terkait dengan pengalaman perawat Indonesia yang bekerja di luar negeri. Di lain pihak, kebanyakan laporan penelitian di negara lain terkait topik tersebut menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dilaporkan bahwa alasan yang mendorong seorang perawat untuk bekerja di luar negeri antara lain gaji yang lebih tinggi, prospek karir dan pendidikan yang lebih menjanjikanBuchan, J. & Calman, L, 2007. Pada review penelitian oleh Magnusdottir 2005, penelitian Yi & Jezewski 2000 tentang penyesuaian diri 12 Perawat Korea yang bekerja di rumah sakit di AS melaporkan bahwa pada 2-3 tahun pertama mereka bekerja ditandai dengan usaha mengurangi stress psikologis, mengatasi kendala bahasa, dan menyesuaikan diri dengan praktek keperawatan di USA. Kemudian pada 5 - 10 tahun kemudian ditandai dengan belajar mengadopsi strategi penyelesaian masalah menurut budaya AS dan memelihara hubungan interpersonal. Mereka yang berhasil dalam proses tersebut dilaporkan merasa puas. Kendala-kendala di atas merupakan tantangan bagi perawat Indonesia untuk menunjukkan kemampuannya dalam upaya memenangkan persaingan di tingkat global. Lihat Healthy Selengkapnya
Uploaded byADE DWI CAHYO 100% found this document useful 6 votes13K views8 pagesDescriptionAde dwi cahyo, Ā© All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 6 votes13K views8 pagesMAKALAH Trend Keperawatan Di Masa Akan DatangUploaded byADE DWI CAHYO DescriptionAde dwi cahyo, description
TREND KEPERAWATAN DIMASA YANG AKAN DATANG Eriska Jerimeiyanti, T R E N D K E P E R AWATA N D I M A S A YA N G A KA N D ATA N G ļ¢ Trend adalah salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. TREND KEPERAWATAN DIMASA YANG AKAN DATANG ļ¢ Pada masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN TREND KEPERAWATAN ⢠Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk bidang kesehatan. ⢠peningkatan status ekonomi masyarakat. ⢠kesadaran masyarakat akan kebutuhan kesehatan mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas. TREND KEPERAWATAN DIMASA YANG AKAN DATANG ļ¢ Perkembangan/kemajuan trend keperawatan telah mengubah sifat pelayanan keperawatan dari pelayanan vokasional menjadi pelayanan profesional. GLOBALISASI DALAM KEPERAWATAN Teknologi Komunikasi Perubahan kesehatan yang massive Kehidupan sosial anak Peran keluarga/ orang tua Budaya dan fashion Penyebaran penyakit PROFESSIONAL NURSE ⢠1. 2. 3. NILAI INTELEKTUAL Body of knowledge Pendidikan berkelanjutan Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif ļ§ KOMITMEN MORAL 1. Konsep altruistik 2. Kode etik keperawatan ⢠OTONOMI 1. Mandiri 2. Tanggung jawab APA YANG HARUS KITA LAKUKAN ??? Pengembangan pendidikan keperawatan a. Pendidikan Akademik b. Pendidikan Profesi Memantapkan Sistem pelayanan perawatan Profesional a. Registrasi dan lisensi b. Penerapan model praktik keperawatan profesional ⢠Menyempurnakan Organisasi Keperawatan a. PPNI Persatuan Perawat Nasional Indonesia b. AIPNI Asosiasi Institusi Pendidikan Indonesia / AINEC Asociation of Indonesian Ners Education Centre TREND KEPERAWATAN DIMASA YANG AKAN DATANG Masyarakat menuju modernisasi Pendidikan yang lebih tinggi Peningkatan pendapatan Sadar hukum dan lebih kritis Masalah kesehatan Tuntutan bagi perawat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Peningkatan mutu pelayanan keperawatan profesional Peka budaya Berwawasan luas dan menguasai IPTEK ļ¢ Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada peran aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif. PENGEMBANGAN DAN PENATAAN PENDIDIKAN KEPERAWATAN ļ¢ dan Penataan Pendidikan Keperawatan Keilmuan Pendidikan Konsep ļ¢ Pelayanan Keperawatan ā¢Praktik keperawatan di rumah sakit fasilitas kesehatan ā¢Praktik keperawatan di rumah home care ā¢Praktik keperawatan berkelompok nursing home = klinik bersama, dan ā¢Praktik keperawatan perorangan ļ¢ Berdasarkan pemahaman terhadap situasi dan adanya perubahan pemahaman terhadap konsep sehat sakit, telah mendorong pembangunan kesehatan nasional ke arah paradigma baru, yaitu paradigma sehat. Paradigma adalah hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang mengukur teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-hal baru yang perlu diselidiki. depkes RI 1980 Paradigma sehat lebih memfokuskan pada upaya untuk membuat orang sehat tetap dalam keadaan sehat melalui tindakan preventif dan promotif tanpa mengesampingkan tindakan kuratif dan rehabilitatif. ISSUE DALAM TREND KEPERAWATAN 1. Issue dalam pendidikan Keperawatan ā¢. ā¢. ā¢. Seleksi mahasiswa keperawatan Menjamunya STIKES tanpa standarisasi Fasilitas laboratorium kurang mamadai 2. Issue dalam Pelayanan Keperawatan ⢠⢠⢠⢠⢠Masih banyak perawat Vokasional Program pendidikan kesehatan belum adekuat Kurang mampu dalam tim work Kolaborasi secara profesional dengan dokter Penggunaan teknologi mdern belum maksimal ISSUE DALAM TREND KEPERAWATAN 3. Issue Umum Kesehatan ⢠Aborsi ⢠Eutanasia ^_^ TERIMAKASIH
trend keperawatan dimasa yang akan datang